Welcome

WELCOME TO MY BLOGS

Rabu, 23 November 2011

Pengertian Komunikasi, Motivasi dan kepemimpinan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan komunikasi, baik dengan orang tua kita, teman kita, dosen/guru kita ataupun bos kita. Komunikasi pasti kita lakukan setiap hari. Sering sekali dalam melakukan komunikasi kita selalu mendengar motivasi dalam komunikasi tersebut, baik motivasi dari sahabat kita ataupun dari orang yang lebih berpengalaman dari kita. Dalam hal ini komunikasi dan motivasi sangat berhubungan erat. Karena motivasi dari orang lain berawal dari komunikasi.

Berbeda dengan motivasi dan komunikasi, kepemimpinan justru berada dalam diri setiap orang masing-masing. Tipe-tipe kepemimpinan pun berbeda. Berikut adalah pengertian dari komunikasi, motivasi dan kepemimpinan.

  • KOMUNIKASI
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Dengan kata lain komunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Berikut ini adalah pengertian komunikasi menurut beberpa ahli:
  1. Raymond Ross : Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
  2. Gerald R. Miller : Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka.
  3.  Everett M. Rogers : Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
  4. Carl I. Hovland : Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
  5. New Comb : Komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima.
  6. Bernard Barelson & Garry A. Steiner : Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.
  7. Colin Cherry : Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
  8. Hovland, Janis dan Kelley : Komunikasi merupakan proses individu mengirim rangsangan (stimulus) yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses.
  9. Louis Forsdale : Menurut Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
  10. William J. Seller : William J.Seller mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.
Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi juga bisa dipakai dalam jaringan, dalam hal ini adalah jaringan organisasi, berbeda dengan definisi komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Definisi komunikasi organisasi adalah suatu kumpulan atau sistem individual yang berhierarki secara jenjang dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu.


Fungsi dari komunikasi organisasi ini adalah:
  • Fungsi informatif
Organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Maksudnya,seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik,dan lebih tepat.
  • Fungsi regulatif  
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaru terhadap fungsi regulatif 
  1. Atasan atau orang yang berada dalam tataran managemen, yaitu mereka memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. 
  2.  Berkaitan dengan pesan atau message,pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja
  •  Fungsi persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan lebih suka memersuasi bawahanya dari pada memberi perintah
  •  Fungsi integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan baik.

Pada dasarnya struktur dari jaringan komunikasi organisasi adalah:
  • Model rantai
Metode jaringan komunikasi di sini terdapat lima tingkatan dalam jenjang hirarkisnya dan hanya dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan.
  • Model Roda
Sistem jaringan komunikasi di sini, semua laporan, instruksi perintah kerja dan kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin empat bawahan atau lebih, dan antara bawahan tidak terjadi interaksi (komunikasi sesamanya).
  • Model Lingkaran 
Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota/staff bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level.
  •  Model Saluran Bebas/Semua Saluran
Model jaringan komunikasi sistem ini, adalah pengembangan model lingkaran, di mana dari semua tiga level tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya.
  • Model Huruf ‘Y’
Model jaringan komunikasi dalam organisasi di sini, tidak jauh berbeda dengan model rantai, yaitu terdapat empat level jenjang hirarkinya,  satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan mungkin yang berbeda divisi/departemen.

Jadi Komunikasi  tidak sebatas dalam percakapan sehari-hari saja, dapat disimpulkan bahwa komunikasi itu luas luang lingkupnya.

  • MOTIVASI
Perkataan MOTIVASI adalah berasal daripada perkataan Bahasa Inggris "MOTIVATION". Perkataan asalnya ialah "MOTIVE" yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada MOTIF, yakni bermaksud TUJUAN. Di dalam surat khabar, kerap pemberita menulis ayat "motif pembunuhan". Perkataan motif disini boleh kita fahami sebagai sebab atau tujuan yang mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan. Jadi, ringkasnya, oleh kerana perkataan motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang diinginkannya

Tidak hanya dalam pengertian, dalam motivasi terdapat beberapa jenis-jenis dari motivasi tersebut, yaitu:
  • Motivasi Intristik
Motivasi yang berasal dari dalam diri siswa/orang itu sendiri. Misalnya jika seorang siswa ingin mendapatkan nilai yang bagus, maka di dalam dirinya terdapat motivasi agar dia mendapatkan nilai bagus tersebut.
  • Motivasi Ekstrinsik
Motivasi : Dorongan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Namun dorongan tersebut datang dari luar individu yang bersangkutan. Jadi orang itu dirangsang dari luar.
Motivasi seperti ini perlu diterapkan oleh sekolah karena dalam interaksi belajar mengajar siswa kadang sering tidak menaruh minat dan perhatian terhadap suatu kegiatan yang sedang berlangsung. Oleh sebab itu di dalam kegiatan interaksi belajar, guru dalam hal ini memegang peranan sangat penting dalam upaya menumbuhkan serta meningkatkan motivasi ekstrinsik siswa secara menyeluruh. Dengan demikian siswa akan lebih aktif berperan serta berpartisipasi positif di dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Mengingat motivasi ekstrinsik ini terjadi karena rangsangan dan pengaruh dari luar diri siswa. Maka guru selayaknya untuk selalu memanfaatkan media dan model pembelajaran yang bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian jelas siswa akan lebih tumbuh serta berkembang dalam upayanya mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa dibarengi usaha guru yang keras, maka kegiatan belajar mengajar hanya berlangsung jika guru selalu tatap muka, selebihnya siswa akan selalu bersikap pasif. 
Selain itu kita juga harus mempunyai seseorang yang mampu memotivasi kita dari luar, agar kita mengerti bagaimana kita harus hidup



  • KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dalam organisasi adalah  yang mana mempunyai tugas bagaimana kita bisa menjadikan sebuah organisasi itu menjadi suatu yang solid. Jadi setiap organisasi yang didirikan harus mempunya pemimpin yang bisa menjadikan organisasi tersebut berkembang, pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional.
 
Selain itu setiap pemimpin dalam suatu organisasi mempunyai beberapa tipe, yaitu:
  • Tipe Otokratik
    Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.

    Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :



  • kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
  • pengutmaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
  • Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.

    • Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
    • menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
    • dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
    • bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
    • menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
    Dalam hal ini pemimpin yang mempunya sifat otokratik berati dia mempunyai sifat yang otoriter. Dan sifat otoriter itu adalah sifat yang egois. Jika pemimpin seperti ini mempunya sifat yang demikian maka organisasi pasti akan berjalan buruk.
    • Tipe Paternalistik
      Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.

      Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan. Banyak pemimpin-pemimpin yang seperti ini di Indonesia, karena Indonesia mempunyai budaya dan suku bangsa yang berbeda-beda.
    • Tipe Kharismatik  
    Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
    Di Indonesia pemimpin yang kharismatik seperti ini adalah Bung Karno. Karena beliau mampu menghipnotis semua rakyat Indonesia untuk bersatu memerdekakan bangsa Indonesia 
    •  Tipe Laissez Faire
    Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

























    Rabu, 09 November 2011

    KONTEKS KONFLIK DALAM ORGANISASI BESERTA FAKTOR DAN PENANGANANNYA

    Setiap Organisasi yang ada, pasti pernah mengalami konflik. Konflik tersebut bisa berupa konflik internal, eksternal atau antar individu. Setiap konflik yang terjadi bisa saja menghancurkan organisasi tersebut, jika konflik yang terjadi tidak dapat di selesaikan.

    Sebelum kita membahas lebih jauh tentang konflik terhadap organisasi. Kita akan membahas apa arti dari konflik itu sendiri. Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
    Nah, dari pengertian konflik tersebut bisa saja konflik yang terjadi bisa menghancurkan organisasi, karena bisa saja 1 individu berusaha menyingkirkan individu lain di dalam suatu organisasi, sedangkan kita tahu bahwa setiap individu di dalam organisasi harus mempunya tujuan yang sama, bukan saling menjatuhkan atau saling menghancurkan. 

    Berikut ini pengertian konflik menurut beberapa para ahli.
    • Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:
    1. Pandangan tradisional. Pandangan tradisional menganggap bahwa konflik dapat dihindari. Hal ini disebabkan konflik dapat mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang optimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang optimal, konflik harus dihilangkan. Konflik biasanya disebabkan oleh kesalahan manajer dalam merancang dan memimpin organisasi. Dikarenakan kesalahan ini, manajer sebagai pihak manajemen bertugas meminimalisasikan konflik.
    2. Pandangan modern. Konflik tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan banyak faktor, antara lain struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi, nilai – nilai, dan sebagainya. Konflik dapat mengurangi kinerja organisasi dalam berbagai tingkatan. Jika terjadi konflik, manajer sebagai pihak manajemen bertugas mengelola konflik sehingga tercipta kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan bersama. 
    • (Myers, 1993:234) konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu: tradisional dan kontemporer 
      1. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi. Bahkan seringkali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, dan pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata-kata kasar. Apabila telah terjadi konflik, pasti akan menimbulkan sikap emosi dari tiap orang di kelompok atau organisasi itu sehingga akan menimbulkan konflik yang lebih besar. Oleh karena itu, menurut pandangan tradisional, konflik haruslah dihindari.
      2. Pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Namun, yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya secara tepat sehingga tidak merusak hubungan antarpribadi bahkan merusak tujuan organisasi. Konflik dianggap sebagai suatu hal yang wajar di dalam organisasi. Konflik bukan dijadikan suatu hal yang destruktif, melainkan harus dijadikan suatu hal konstruktif untuk membangun organisasi tersebut, misalnnya bagaimana cara peningkatan kinerja organisasi.
       
    Kita telah melihat pandangan konflik menurut beberapa ahli. Dalam setiap konflik pasti ada beberapa faktor-faktor tertentu yang menyebabkan terjadinya konflik tersebut:
    • Perbedaan Individu 
    Setiap individu di dalam organisasi pasti mempunyai pola pikir yang berbeda-beda. Misalnya si A ingin bekerjasama dengan organisasi yang lain, sedangkan si B tidak mau bekerjasama. Hal ini akan menyebabkan terjadinya konflik antara si A dan B, karena si A dan si B mempunyai pola pikir yang sangat berbeda.
    • Faktor Komunikasi
    Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.Tetapi faktor seperti ini jarang sekai bermunculan, karena teknologi yang sudah berkembang mengaibatkan komunikasi dalam organisasi bisa berjalan lebih baik.
    • Faktor Struktur
    Pertarungan antara departemen, sistem penilaian yang bertentangan, persaingan memperebutkan sumber daya yang terbatas, saling ketergantungan dua atau lebih kelompok. Biasa nya konflik ini di luar dari organisasi (konflik eksternal).
    • Faktor Pribadi
    Ketidak sesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan-perbedaan dalam nilai-nilai dan persepsi. Konflik ini sama halnya dengan konflik individu

    Dalam organisasi, banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan konfliknya organisasi, namun dalam konflik tersebut, dapat kita tangani dengan Teori structural yang menerangkan bahwa strategi manajemen konflik memerlukan perubahan kondisi organisasi pihak tersebut secara mendasar. Kepentingan yang divergen sangat sulit untuk dijembatani. Jadi dibutuhkan manajemen kusus untuk menghindari konflik di dalam organisasi tersebut

    Sementara itu, Teori psychocultural, menekankan dalam manajemen konflik memfokuskan pada proses yang dapat mengubah persepsi atau mempengaruhi hubungan antara pihak-pihak kunci. Dalam pandangan teori ini kepentingan lebih bersifat subjektif dan dapat berubah dibanding dalam pandangan teori struktural.