Welcome

WELCOME TO MY BLOGS

Senin, 18 November 2013

MANAJEMEN DATA TELEMATIKA

Manajemen data telematika merupakan pengembangan dan penerepan arsistektur dalam kebijakan, praktik dan secara prosedur yang benar dalam menangani data yang ada dalam suatu perusahaan, jadi dalam hal ini manajemen sangat dibutuhkan dalam siklus kehidupan data yang dibutuhkan perusahaan, khsusnya dengan bantuan Telematika. Dalam hal ini manajemen telematika biasa disebut dengan DAMA (Demand Assigned Multiple Access ).

Dalam konsepnya manajemen data telematika dibagi menjadi tiga (3) aspek, yaitu:

  1. Manajemen data sisi client,
  2. Manajemen server dan
  3. Manajemen database perangkat bergerak.
Dari ketiga aspek tersebut penulis akan membahasnya.

  1. Manajemen data sisi client

    Client secara harfiah dapat diartikan meminta data dari komputer lain, biasanya komputer yang akan member data yang diminta biasa disebut sebagai server, pada server biasanya terdapat DBMS(Database Manajemen Sistem) yang mengatur data-data dan memberikan data tersebut kepada client. DBMS itu sendiri adalah semua peralatan komputer (Hardware+Software+Firmware) yang dilengkapi dengan bahasa yang berorientasi pada data (High level data langauage) yang sering disebut juga sebagai bahasa generasi ke 4 (fourth generation language).

    Biasanya pada client dalam memanajemen data terdapat mobile DBMS, mobile DBMSadalah versi khusus dari sebuah departemen atau perusahaan DBMS. Ini dirancang untuk digunakan dengan remote pengguna yang biasanya tidak terhubung ke jaringan. DBMS memungkinkan mobileakses database lokal dan modifikasi pada laptop atau perangkat genggam, seperti PDA atauPocketPC Palm. Selanjutnya, mobile DBMS menyediakan mekanisme untuk sinkronisasi perubahan basis data jauh terpusat, perusahaan atau departemen server database.

    Dengan adanya mobile DMBS client merasa mudah untuk memanajemen data, khususnya data dari perusahaan.

  2. Manajemen Server

    Sama halnya dengan manajemen client, manajemen server juga menggunakan DBMS dalam mengatur databasenya. Pada server DBMS menggunakan MODBMS ( Memindahkan Objek DBMS). MODBMS itu sendiri adalah sebuah DBMS yang menyimpan dan mengelola informasi lokasi serta dinamis lainnya informasi tentang obyek bergerak. MODBMS memungkinkan seseorang untuk mewakili benda-benda bergerak dalam database dan untuk menanyakan pertanyaan tentang gerakan tersebut. Misalnya saja seorang client yang ingin meminta kepada server , server a, kan melacak client tersebut seperti darimana client tersebut berada, apakah perusahaan client tersebut, dll. Jika sesuai pada server maka server akan memberikan data sesuai keinginginan client.
  3. Manajemen database perangkat bergerak
Dalam memanajemen data, client dan server pasti membutuhkan koneksi jaringan. Di zaman sekarang ini, berkembangnya jaringan sudah sangat pesat, khususnya internet. Dalam hal ini internet adalah perangkat bergerak untuk membantu client dan server tadi. Hal ini dikarenakan adanya WAP (Wireless Application Protocol) yang telah menunjukkan potensi sebagai layanan internet nirkabel/ WAP merupakan protocol global terbuka yang memungkinkan para pengguna mengakses layanan-layanan on-line dari layar kecil pada telepon genggam dengan menggunakan built-in browser. WAP bekerja pada berbagai teknologi jaringan bergerak, yang memungkinkan pasar missal bagi penciptaan layanan data bergerak.


refernsi:

Selasa, 29 Oktober 2013

TEKNOLOGI TELEMATIKA PADA TELEKOMUNIKASI

1. Pendahuluan
Telekominikasi merupakan hal penting alam kehidupan sehari-hari, karena telekomunikasi digunakan untuk berkomunikasi dengan seseorang yang berada ditempat jauh. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa manusia  selalu berkomunikasi dengan orang lain untuk memberikan informasi atau sekedar berbincang-bincang biasa. 

Di zaman sekarang ini sudah muncul beragam alat telekomunikasi yang canggih, mulai dari internet handphone, telepon dan siaran-siaran berita. Hal ini muncul karena informasi harus cepat disampaikan pada seseorang yang membutuhkan, jika informasi yang ingin disampaikan itu penting dan tentunya akan bermanfaat bagi orang tersebut.

Teknologi telekomunikasi yang muncul tidak lepas dari peran telematika, hal ini dikarenakan telematika mengacu pada bidang telekomunikasi dan informatika. Alat-alat komunikasi muncul dikarenakan perkembangan telematika itu sendiri dan kesadaran untuk membangun komunikasi dengan baik.

2. Materi
Telematika menurut Simon Nora dan Alain Minc dalam bukunya L'informatisation de la Societe diterjemahkan dalam bahasa perancis dengan telematique merupakan gabungan dua kata telekomunikasi dan informatika, dapat disimpulkan pengertian telematika ini mengacu pada informasi dan komunikasi yang mengacu pada sebuah perangkat (media). Menurut Kerangka Kebijakan Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia, disebutkan bahwa teknologi telematika merupakan singkatan dari teknologi komunikasi, media, dan informatika. Senada dengan pendapat pemerintah, telematika diartikan sebagai singkatan dari tele = telekomunikasi, ma = multimedia, dan tika = informatika. 

Sedangkan telekomunikasi adalah  teknik pengiriman atau penyampaian informasi dari suatu tempat ke tempat lain, bentuk telekomunikasi dibagi menjadi tiga(3) macam:

    1. Komunikasi Satu Arah (Simplex). Dalam komunikasi ini, pengirim dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh : pager, televisi (Tv) dan radio.
    2. Komunikasi Dua Arah (Duplex). Dalam komunikasi ini, pengirim dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh : Telepon dan VOIP.
    3. Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex). Dalam komunikasi ini pengirim dan penerima informsi berkomunikasi secara bergantian namun tetap berkesinambungan. Contoh :Handy Talkie, FAX, dan Chat Room.
    Contoh pada macam-macam komunikasi seperti pager, televisi, telepon, hanphone merupakan contoh peran telematika dalam bidang komunikasi, seperti yang disinggung sebelumnya karena berkembangnya telematika makan berkembangnya pula telekomunikasi tersebut.



    3. Pembahasan
    Di zaman modern ini manusia tidak perlu bersusah payah untuk member informasi ataupun menerima informasi kepada orang lain, karena adanya telekomunikasi. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, telekomunikasi dapat memberikan informasi meskipun si penerima informasi berada di jarak yang sangat jauh.

    Informasi yang diberikan dengan mengggunakan telekomunikasi juga terbatas. Misalnya jika ingin memberikan informasi kepada seseorang cukup lewat surat, telepon ataupun handphone, meskipun di zaman sekarang ini kita sadar bahwa surat dan telephone jarang digunakan karena adanya teknologi handphone yang sudah berkembang pesat. Handphone pada zaman sekarang ini bukan hanya digunakan untuk mengirim short massege service (SMS), tapi juga digunakan untuk keperluan lainnya seperti, melihat video, membuat video, berfoto, melihat GPS dan bahkan bisa berinternet hanya dengan handphone. Handphone yang seperti ini biasa disebut dengan semartphone.

    Tidak hanya membahas tentang handphone, muncul telekomunikasi seperti berita sehari-hari tidak lepas dari bidang telematika dalam telekomunikasi. Banyak stasiun-stasiun televisi menyiarkan berita untuk memberi informasi. Tidak hanya di televisi banyak juga web-web yang menyediakan berita.
     Dari pembahasan diatas, saya menyimpulkan peran telematika dalam teknologi sangatlah tinggi,  karena tanpa adanya  telematika tersebut, maka menurut saya tidak ada teknologi seperti sekarang ini.





    Referensi











    Selasa, 01 Oktober 2013

    TELEMATIKA


     1. PENDAHULUAN


    Manusia pada umunya tidak bisa hidup tanpa adanya manusia lain, hal ini dapat di katakan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Hal ini dapat dilihat jika manusia menginginkan sesuatu yang di luar batas kemampuannya, manusia tersebut pasti membutuhkan pertolongan orang lain.

    Manusia sebagai mahluk sosial jika ingin membutuhkan bantuan orang lain pasti dia akan berkomunikasi dengan orang tersebut, namun, komunikasi bisa terhambat karena adanya jarak maupun waktu. Komunikasi disini dapat diartikan  suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam atau dapat juga diartikan suatu proses kegiatan menyampaikan warta, pesan, dan informasi yang mengandung arti dari satu pihak ke pihak lain dalam usaha untuk mendapatkan saling pengertian.

    Seiring berkembangnya zaman, komunikasi terus berkembang. Kita dapat melihat dahulu jika kita ingin berkomunikasi dengan seseorang yang jaraknya jauh kita dapat menulis surat untuk orang tersebut, di zaman sekarang ini, kita tidak perlu repot-repot lagi untuk menulis surat jika berkomunikasi, karena alat-alat maupun perangkat komunikasi sudah berkembang, seperti Handphone (HP), Internet ataupun Jejaring sosial.

    Dari metode diatas lahirlah kata TELEMATIKA. Telematika muncul karena para ilmuan berfikir bagaimana kita memberikan informasi atau mendapatkan informasi dengan mudah, cepat dan akurat. Akhirnya dengan perkembangan teknologi, manusia telah berhasil mempersatukan informasi dengan teknologi yang mumpuni.

    2. TEORI

    Banyak sekali teori ataupun penulisan tentang telematika, untuk itu penulis hanya mengambil kesimpulan dari pengertian telematika yang penulis pelajari.


    Telematika menurut Simon Nora dan Alain Minc dalam bukunya L'informatisation de la Societe diterjemahkan dalam bahasa perancis dengan telematique merupakan gabungan dua kata telekomunikasi dan informatika, dapat disimpulkan pengertian telematika ini mengacu pada informasi dan komunikasi yang mengacu pada sebuah perangkat (media). Menurut Kerangka Kebijakan Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia, disebutkan bahwa teknologi telematika merupakan singkatan dari teknologi komunikasi, media, dan informatika. Senada dengan pendapat pemerintah, telematika diartikan sebagai singkatan dari tele = telekomunikasi, ma = multimedia, dan tika = informatika.


    Pada pengertian diatas penulis menyimpulkan pada zaman sekarang  telematika tidak terlepas dari proses komputerisasi, karena teknologi yang dikembangkan untuk penyampaian komunikasi dan informasi tidak lepas dari kinerja suatu komputer.


    2.1. FUNGSI TELEMATIKA
    Dapat kita singgung telematika hanya begerak pada aspek informasi dan komunikasi saja, karena itu telematika sangat di perlukan dalam kehidupan manusia. Umumnya, fungsi utama telematika adalah sebagai berikut:
    • Telematika digunakan sebagai penyampai informasi agar orang yang melakukan Komunikasi menjadi lebih berpengetahuan dari sebelumnya. Bertambahnya pengetahuan manusia akan meningkatan keterampilan hidup, menambah kecerdasan, meningkatkan kesadaran dan wawasan
    •  Sarana Kontak sosial hidup bermasyarakat. Interaksi sosial menimbulkan kebersamaan; keakraban, dan kesatuan yang akan melahirkan kerjasama. Telematika menjadi penghubung diantara peserta kerjasama tersebut, walaupun mereka tersebar dimana-mana. Telematika menjembatani proses interaksi sosial dan kerjasama sehingga menghasilkan jasa yang memiliki nilai tambah dibanding hasil perseorangan.



    2.2. PENERAPAN TELEMATIKA


    Telematika diterapkan pada kehidupan sehari-hari guna mempermudah proses pertukaran informasi maupun komunikasi. Telematika digunakan bukan hanya untuk kalangan individu saja, tetapi pemerintah juga menggunakan telematika untuk berinteraksi antar staff pemerintah atau rakyatnya.

    Berikut contoh penerapan telematika:

    • ·         Penerapan telematika dalam bentuk program pemerintah
    Jika kita sering menonton televisi(TV), kita pastinya pernah melihat iklan program pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya. Misalnya saya iklan keluarga berencana (KB). Iklan tersebut memberikan informasi kepada kita agar mempunyai 2 anak saja. Hal ini dilakukan pemerintah agar mengurangi angka pertumbuhan penduduk.
    • ·         Penerapan telematika dalam bentuk komunikasi dan informasi
    Di zaman sekarang ini sudah banyak alat-alat komunikasi, khusunya handphone yang marak di perdagangkan oleh perusahaan. Selain alat komunikasi tersebut, berkembangnya pula jasa pelayanan internet atau biasa disebut ISP (Internet Service Provider) . ISP menawarkan jasanya kepada masyarakat untuk menggunakan internet guna memperudah memperoleh informasi yang ingin dicari oleh masyarakat tersebut.
    • ·         Penerapan telematika dalam bentuk bisnis dan usaha
    Penerapan ini umumnya menggabungkan contoh penerapan sebelumnya, yaitu dala bentuk iklan dan internet. Banyak perusahaaan yang mengiklankan produknya pada media cetak (tabloid, koran,dll) ataupun media elektronil(Iklan pada televisi dan internet). Seperti yang kita tahu usaha yang di perdagangkan pada internet ini biasa disebut E-commerce dan E-Bussiness.

    Penerapan diatas merupakan contoh kecil dari penerapan telematika, masih banyak penerapan-penerapan telematika yang sering di gunakan.



    3. ANALISIS


    Dari materi dan metode diatas, telematika sudah sangat berkembang pesat, karena telematika memenuhi semua aspek, baik dari aspek informasi ataupun aspek komunikasi. Meskipun telematika hanya memiliki dua (2) aspek, telematika berpengaruh pada kehidupan manusia bahkan dunia, bahkan menurut penulis adanya telematika seakan dunia ini sangat kecil, mengapa??? Karena kita dapat memperoleh informasi dengan mudah tanpa harus kita ke tempat sumber informasi tersebut.

    Namun dibalik itu semua, telematika juga mempunyai dampak negatif, misalnya saja penipuan yang beredar lewat Short Message Service(SMS) ataupun iklan pada internet yang marak beredar. Banyak yang menyalahgunakan telematika dengan tujuan memperoleh keuntungan dengan cara menipu. Selain proses penipuan telematika juga disalahgunakan oleh seseorang yang membuat web yang mengandung asusila. Dalam hal ini adalah web-web yang berbau pornografi.

    Untuk itu gunakanlah telematika seperlunya saja, karena perlu dingat. Telematika ini digunakan untuk mempermudah  informasi dan komunikasi yang di perlukan, bukan di gunakan untuk hal-hal yang negatif.


    4. REFERENSI



     










    Minggu, 09 Juni 2013

    CONTOH LAPORAN ILMIAH


    BAB I
    PENDAHULUAN
    Latar Belakang
    Perajin sering dipandang memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada petani. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa seorang perajin biasanya bekerja di dalam rumah, terlindung dari terik sinar matahari sehingga suasananya tampak nyaman. Sebaliknya, petani harus bekerja di sawah, di bawah sengatan sinar matahari, dan kadang harus bergumul dengan kotoran-kotoran yang berbau tidak sedap. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika sebagian masyarakat pedesaan masih menganggap bahwa pekerjaan perajin lebih berprestise daripada petani meskipun hanya menjadi perajin industri kecil dengan skala usaha yang masih terbatas.
    Lapangan pekerjaan di sektor industri kecil yang makin terbuka menyebabkan terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin. Meskipun sebenarnya mereka belum memiliki keahlian yang memadai, terlebih lagi tingkat pendidikan mereka sebagian besar (73%) masih berpendidikan SD ke bawah. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa produktivitas kerja dan hasil yang mereka peroleh masih rendah. Berkaitan dengan hal di atas, perlu diadakan penelitian yang saksama mengenai mobilitas sosial dan petani menjadi perajin. Dalam laporan ini, objek penelitiannya adalah masyarakat pedesaan di sekitas Surakarta, Jawa Tengah.

    BAB II
    TUJUAN PENELITIAN
    1. Menelaah penyebab terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin
    2. Memberikan penyadaran pada masyarakat dampak industrialisasi

    BAB III
    METODE PENELITIAN
    Penelitian ini menggunakan pendekatan survei secara kualitatif dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber. Digunakannya metodologi kualitatif agar hasil yang dicapai benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
    Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut.
    1. Menentukan objek penelitian
    2. Melakukan wawancara dengan narasumber
    3. Mengklasifikasi masalah
    4. Merumuskan masalah
    5. Memberikan solusi/simpulan

    BAB IV
    HASIL PENELITIAN
    Berdasarkan survei yang telah dilakukan, ada beberapa faktor yang menyebabkan mobilitas sosial dari petani menjadi perajin melalui proses magang sebagai berikut.
    1.      Pengaruh media masa Media massa baik berupa media elektronik maupun cetak telah membawa pengaruh yang besar terhadap pola pikir masyarakat pedesaan. Selama ini, media massa selalu mengangkat kesuksesankesuksesan seorang perajin. Dengan demikian, lambat laun opini publik tersebut akhirnya mendorong keinginan petani untuk menjadi perajin.
    2.       Dukungan sosial keluarga dan masyarakat Keluarga, kerabat dekat, dan komunitas yang melatari kehidupan petani sering memberikan saran dan harapan yang besar untuk menjadi perajin. Mereka selalu memandang orangorang yang telah sukses berkat usaha menjadi seorang perajin industri kecil meskipun mereka masih berstatus magang atau buruh kontrak.
    3.      Sistem perekonomian Indonesia yang lebih mengutamakan sektor industri daripada pertanian Perekonomian negara kita yang terbawa arus globalisasi dan kepentingan neoliberalisme (para pemilik modal) telah mendorong lajunya industrialisasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa investasi yang mereka tanamkan lebih mengarah pada sektor industri.
    4.       Tingkat pendidikan yang rendah Rendahnya tingkat pendidikan mereka dan keahlian yang belum memadai membuat mereka tidak memiliki sistem kontrol diri yang kuat. Konsep diri yang lemah ini menyebabkan mereka mudah terbawa arus zaman.

    BAB V
    KESIMPULAN
    Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan para petani melakukan mobilitas sosial menjadi perajin. Jika tidak ada suatu program penyadaran baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat, dapat dipastikan hasil produksi pertanian akan makin berkurang sehingga negara pun akan mengimpor beras dari luar negeri. Akhirnya, diharapkan penelitian ini mampu memberikan penyadaran pada masyarakat dan dapat menjadi masukan untuk pihak-pihak yang berwenang memberikan kebajikan. Pihak-pihak tersebut misalnya para dewan legislatif dan eksekutif supaya memberikan arahan dan rencana pembangunan yang lebih berpihak pada sektor pertanian, terutama masyarakat miskin pedesaan.

    Sumber :
    4.                  http://repository.binus.ac.id/content/A0282/A028263511.ppt

    Jumat, 10 Mei 2013

    PENALARAN INDUKTIF

                Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

            Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
         
       
     Dalam hal ini saya akan membahas tentang penalaran induktif, Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

    Jenis-jenis penalaran induktif

    1. Analogi
    Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.

    Contoh dari Analogi
    Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

       2.    Generalisasi

    a)    Generalisasi sempurna
    Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
    Contoh:
    sensus penduduk

    b)    Generalisasi tidak sempurna
    Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
    Contoh:
    Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
    Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.
    Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.

    Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
    1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
    2. Sampel harus bervariasi.
    3.Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.

          3.    Kausal

    Kausal adalah merupakan prinsip sebab-akibat yang di haruri dan pasti antara gejala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
    Contoh :
        Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.

      Tujuan Kausal
    Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :
       a. Sebab ke akibat
     Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek.
       b. Akibat ke sebab
     Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
       c. Akibat ke akibat
     Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.










    Senin, 15 April 2013

    PENALARAN DEDUKTIF


    Penalaran Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
    Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional,instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahuluharus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian dilapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakankata kunci untuk memahami suatu gejala.Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.
    Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi, DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
    Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
    Pengertian Premis Mayor dan Premis Minor
    Premis mayor adalah pernyataan umum, sementara premis minor artinya pernyataan khusus. Proses itu dikenal dengan istilah silogisme. Silogisme merupakan proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi). Misalnya : “Semua orang akhirnya akan mati” (premis mayor). Hasan adalah orang (premis minor). Oleh karena itu, “Hasan akhirnya juga akan mati” (kesimpulan). Jadi, berfikir deduktif adalah berfikir dari yang umum ke yang khusus, dari yang abstrak ke yang konkrit, dari teori ke fakta-fakta.
    Faktor – faktor penalaran deduktif, antara lain :
    1. Terdapat pada kalimat utama Penjelasannya berupa hal-hal yang umum
    2.   Kebenarannya jelas dan nyata
    Variabel pada penalaran deduktif :
    1.      Silogisme kategorial
    2.      Silogisme hipotesis
    3.      Silogisme Disyungtif
    1. Silogisme Katagorial
    Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
    o Contoh :
    Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor)
    ……………….M……………..P
    Akasia adalah Tanaman (premis minor)
    ….S……………………..M
    Akasia membutuhkan air (konklusi)
    ….S……………..P
    (S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)
    Hukum-hukum Silogisme Katagorial
    Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus parti¬kular juga, seperti:
    Semua yang halal dimakan menyehatkan
    Sebagian makanan tidak menyehatkan,
    Jadi Sebagian makanan tidak halal dimakan
    (Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak halal
    dimakan).
    Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti:
    Semua korupsi tidak disenangi.
    Sebagian pejabat adalah korupsi, jadi
    Sebagian pejabat tidak disenangi.
    (Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi)
    1) Dari dua premis yang sama-sama negatit, tidak mendapat kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata rantai ya hubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua premis negatif adalah tidak sah.
    Kerbau bukan bunga mawar.
    Kucing bukan bunga mawar.
    ….. (Tidak ada kesimpulan) Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjukk Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertunju Jadi: Semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan tidak sah)
    2) Paling tidak salah satu dari term penengah haru: (mencakup). Dari dua premis yang term penengahnya tidak ten menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti:
    Semua ikan berdarah dingin.
    Binatang ini berdarah dingin
    Jadi: Binatang ini adalah ikan.
    (Padahal bisa juga binatang melata)
    3) Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan lenjadi salah, seperti
    Kerbau adalah binatang.
    Kambing bukan kerbau.
    Jadi: Kambing bukan binatang.
    (‘Binatang’ pada konklusi merupakan term negatif sedang- kan pada premis adalah positif)
    4) Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis layor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna mda kesimpulan menjadi lain, seperti:
    Bulan itu bersinar di langit.
    Januari adalah bulan.
    Jadi: Januari bersinar di langit.
    (Bulan pada premis minor adalah nama dari ukuran waktu
    yang panjangnya 31 hari, sedangkan pada premis mayor
    berarti planet yang mengelilingi bumi).
    5) Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, preidkat, dan term menengah ( middle term ), begitu juga jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan komklsinya.
    2. Silogisme Hipotetis
    o Silogisme Hipotetis adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetis, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
    o Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetis :
    1. Silogisme hipotetis yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
    Jika hujan, saya naik becak.
    Sekarang hujan.
    Jadi saya naik becak.
    2. Silogisme hipotetis yang premis minornya mengakui bagiar konsekuennya, seperti:
    Bila hujan, bumi akan basah.
    Sekarang bumi telah basah.
    Jadi hujan telah turun.
    3. Silogisme hipotetis yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti:
    Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka
    kegelisahan akan timbul.
    Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa,
    Jadi kegelisahan tidak akan timbul.
    4. Silogisme hipotetis yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti:
    Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah Pihak penguasa tidak gelisah.
    Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.
    Hukum-hukum Silogisme Hipotetis
    Mengambil konklusi dari silogisme hipotetis jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini dalah menentukan ‘kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.
    Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen .engan B, jadwal hukum silogisme hipotetis adalah:
    1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
    2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
    3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
    4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
    Kebenaran hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikan
    1. Silogisme Disyungtif
    o Silogisme Disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.
    o Silogisme ini ada dua macam, silogisme disyungtif dalam arti sempit dan silogisme disyungtif dalam arti luas. Silogisme disyungtif dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif, seperti:
    la lulus atau tidak lulus.
    Ternyata ia lulus, jadi
    la bukan tidak lulus.
    o Silogisme disyungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif, seperti:
    Hasan di rumah atau di pasar.
    Ternyata tidak di rumah.
    Jadi di pasar.
    o Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe yaitu:
    1) Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, konklusi-nya adalah mengakui alternatif yang lain, seperti:
    la berada di luar atau di dalam.
    Ternyata tidak berada di luar.
    Jadi ia berada di dalam.
    Ia berada di luar atau di dalam.
    ternyata tidak berada di dalam.
    Jadi ia berada di luar.
    2) Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain, seperti:
    Budi di masjid atau di sekolah.
    la berada di masjid.
    Jadi ia tidak berada di sekolah.
    Budi di masjid atau di sekolah.
    la berada di sekolah.
    Jadi ia tidak berada di masjid.
    Hukum-hukum Silogisme Disyungtif
    1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid, seperti :
    2. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:
    a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar), seperti:
    Budi menjadi guru atau pelaut.
    la adalah guru.
    Jadi bukan pelaut
    Budi menjadi guru atau pelaut.
    la adalah pelaut.
    Jadi bukan guru
    b. Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah).
    • · ENTIMEN
    o Merupakan silogisme yang salah satu proposisinya dihilangkan tetapi proposisi tersebut dianggap ada dalam pikiran dan dianggap oleh orang lain.
    o Entimen pada dasarnya adalah silogisme
    o Contoh :
    Premis mayor (MY) : manusia mahluk rasional
    Premis minor (MN) : kucing bukan manusia
    Kesimpulan (K) : kucing tidak rasional
    My : setiap manusia pernah lupa
    Mn : mahasiswa adalah manusia
    K : mahasiswa pernah lupa
    Dapat diuraikan sebagai berikut :
    o Silogisme merupakan bentuk penalaran deduktif yang formal
    o Proses penalaran dimulai dari premis mayor melalui premis minor sampai pada kesimpulan
    o Strukturnya tetap : premis mayor, premis minor, kesimpulan
    o Premis mayor beisi pernyataan umum
    o Premis minor berisi pernyataan yang lebih khusus yang merupakan bagian premis mayor
    o Kesimpulan dalam silogisme selalu lebih khusus daripada premisnya